Hari ini aku ada kelas malam. Pelajaran
Bahasa Indonesia yang akan mengisi suasana malam ini. Malam yang seharusnya
cerah jadi suram karena ulahku sendiri. Hari ini giliranku maju ke depan kelas
untuk menyampaikan sedikit materi kepada teman-teman. Tapi apa, sepertinya aku
belum siap dan keadaan kelas yang kurang mendukung membuatku semakin gugup.
Hanya selang beberapa menit saja tiba –tiba aku sudah berada di depan
teman-teman. Aku mulai mengucap salam dan sapaan hangat kepada audiens. Tapi
seperti dugaanku, respon mereka kurang gereget dimataku. Mungkin akunya yang
kurang semangat, dan membuat mereka jadi ikutan tak bersemangat atau memang
mereka yang tak menyukaiku. Semakin lama
aku berbicara di depan, masih tak ada respon positif, lama-lama mereka malah
ngomong sendiri dan membuatku jengkel. Karena suara mereka jadi lebih keras
dari suaraku. Aku masih mencoba sabar di sini. Namun, alhasil mereka
benar-benar membuatku naik pitam. Mereka tak menghargai keberadaanku
sedikitpun. Aku kesal, akhirnya emosiku meledak-ledak dalam hati. Aku diam dan
langsung kembali ke tempat dudukku tanpa mengucapkan salam atau kata penutup
lain. Sialnya penampilan di depan kelas kali ini gagal total. Masih dengan muka
merah padam, aku berusaha untuk tenang. Tapi, kenyataannya aku malah semakin
gusar, aku tidak tahan dengan keadaan dikelas yang semua penghuninya
mengacuhkanku. Aku sendiri mulai tidak peduli dengan mereka semua. Dengan muka
acuh tak acuh aku langsung berlari keluar kelas. Dan aku memutuskan untuk pergi ke toilet, entahlah untuk apa, tak ada
tujuan yang jelas. Ternyata di luar hujan, dan rasanya toilet sangat jauh
sekali dari jangkauanku. Akupun berlari, dan tiba-tiba saja air mataku mengalir
begitu saja. Aku memang merasa sakit dengan keadaan ini, tapi aku sudah
berusaha tegar. Kenyataannya air mata ini tak mau berkonspirasi dengan pikiran,
alhasil aku menangis tersedu-sedu sambil berlarian di tengah hujan, di tengah
dinginnya malam SENDIRIAN L.
Saat
menyusuri jalan, kulihat banyak warung yang berjejer. Tapi tetap saja keadaan
begitu sepi, ada yang sibuk makan, berteduh dan lain sebagainnya. Mereka sedang
dengan aktivitas masing-masing dan asik dengan dunia mereka sendiri. Tapi tiba-tiba
keluarlah seorang laki-laki dari sebuah warung yang cukup ramai. Dia keluar
dengan membawa payung, dan tiba-tiba mengejarku. Dan sekarang dia berada di
sebelah kiriku, dia mulai menggandengku dan berusaha memayungiku. Padahal aku
sudah terlanjur basah kuyup, tapi dia tetap memegang payungnya untukku. Tau
tidak? aku tidak mengenal orang ini. Bertemu saja tidak pernah, dan kurasa baru
kali ini. Sepertinya dia tulus menolongku sampai aku diam saja ketika dia
mempererat genggaman tangannya. Ada rasa khawatir dihatiku, takut kalau
ternyata orang yang bersamaku adalah orang jahat atau mungkin orang yang mau
berniat jahat padaku. Tapi, tetap saja aku hanya bisa pasrah dengan semua ini.
Rasanya aku sudah terhipnotis dengan kebaikannya. Dan sekarang aku merasa sudah
mulai nyaman berjalan ditengah hujan bersamanya. Sampai tak sadar aku malah
berpegangan erat pada ujung jaketnya. Hanya bisa diam, berjalan bersama orang
yang tak kukenal dengan menikmati suara hujan yang begitu derasnya. Dan
akhirnya dia mengajakku untuk berteduh, aku hanya menggangguk, tak merespon
perkataannya. Lalu dia menyuruhku duduk di sebuah mobil yang parkir ditepi
jalan itu, sebuah mobil yang bak belakangnya terbuka*kami biasa menyebutnya
mobil tepak*. Namun bagian mobil yang
terbuka tersebut atasnya diberi terpal. Sehingga dengan terpaksa dia menyuruhku
berteduh di sana. Karena sepertinya tak ada tempat yang lain yang lebih baik
dari mobil itu. Akupun menuruti perintahnya untuk berteduh di sana. Tapi, dia
malah meninggalkanku sendirian, dia berjalan menjauhiku dengan membawa
payungnya. Dan dia menyuruhku untuk tetap di sini, jangan pergi kemana-mana
sampai dia kembali. Setelah dia pergi aku hanya diam saja, duduk di mobil itu
sambil menunggunya kembali. Berharap dia cepat kembali, karena aku sangat
ketakutan sekali berada di tempat yang sepi seperti ini. Malam semakin larut,
dan hujan pun semakin derasnya. Aku terus memandangi jalan yang dilewatinya
tadi, tapi masih belum ada tanda-tanda kedatangannya. Aku semakin gelisah, dan
berpikir bahwa ia mungkin memang sengaja meninggalkanku sendiri. Aku makin
sedihh dan jatuhlah air mataku lagi bersama derasnya hujan. Dan tak
disangka-sangka tiba-tiba saja mobil yang kududuki mulai berjalan, aku tak
sadar kalau sopirnya telah kembali dan akan melanjutkan perjalanan. Aku
tersentak kaget, ketika mobil semakin kencang melaju dan mulai meninggalkan
tempat semula. Dan ketika semakin jauh aku baru sadar kalau di tempat tadi
sudah ada seseorang yang sedang kebingungan mencari keberadaanku. Ternyata lelaki
itu benar-benar kembali, dia menepati janjinya. Di tangannya menggengam dua
buah gelas, dan tangan satunya masih memegangi payung, dia terlihat begitu
kerepotan. Terlihat begitu samar dari pandanganku karena kini jarak kami
semakin jauh. Dia mencariku, melihat
kearah manapun. Dan akhirnya dia melihatku terbawa oleh mobil tadi. Dia berusaha
mengejarku dengan berlari dan berteriak. Aku tersentak sesaat dan baru sadar
kalau aku sedang terbawa oleh mobil. Akupun langsung ikut berteriak dengan
sekencang-kencangnya dan berusaha melambaikan tangan agar dia tau keberadaanku.
Walaupun berteriak-teriak, tapi si sopir mobil tak mendengarnya, karena suaraku
masih kalah keras bila dibanding dengan hujan yang turun malam ini. Ku lihat
dia masih mengejarku, walaupun jarak kami sudah sangat jauh. Aku kebingungan
dan benar-benar ketakutan. Akhirnya aku memutuskan untuk turun dari mobil dengan langsung. Aku terus
berusaha menjatuhkan diri dari mobil. Tanpa kusadari tiba-tiba saja aku
terpeleset dan benar saja aku langsung jatuh dari mobil, tubuhku terlembar ke
jalan. Ouhhhh sakit rasanya. Aku menangis dalam diam. Ketakutan sendiri.
Rasanya aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi padaku selanjutnya.
Sesaat aku masih bisa mendengar teriakannya yang tahu kalau aku telah terjatuh dari mobil yang
melaju kencang. Tapi setelah itu, aku sudah tidak tahu apa-apa lagi. Aku sudah
tak sadarkan diri.
0 komentar:
Posting Komentar