Sabtu, 24 Agustus 2013

LOVE :)



Naturalness of Love
By : LL

Ini sangat membosankan. Yaap, beginilah hari-hari yang ku jalani kerap kali membosankan. Sebenarnya hal seperti ini sudah biasa, tapi entah kenapa akhir-akhir ini terasa lebih berbeda. Lebih dan lebih membosankan. Ughhh, sangat menyebalkan.
Oiya namaku Wike, sekarang aku duduk di bangku kelas XI SMA. Di sini aku punya banyak teman, tapi tidak sedikit dari mereka yang benar-benar mengenaliku. Yah mereka semua hanya teman biasa, tak ada yang terlalu dekat ataupun terlalu jauh. Bisa dibilang hanya teman sesaat, mungkin seperti itu, ini karena aku sendiri sedikit tertutup.  Aku  tidak pernah banyak cerita ke mereka, soalnya aku nggak bisa mempercayai orang 100%. Meskipun sudah lumayan dekat, tapi kalau firasatku mengatakan dia bukan orang yang tepat untuk menampung keluh kesahku, aku tidak akan bercerita apapun kepadanya. Paling mereka semua yang sering curhat ke aku. Karena aku dianggap cukup mampu memberikan solusi bagi mereka, padahal terkadang aku juga bingung menanggapi permasalahan mereka. Apalagi seringkali mengenai cowok yang mereka suka. Jelaslah aku kesulitan memberikan saran, aku sendiri tidak begitu paham mengenai masalah percintaan. Mereka  salah besar ketika menanyakan hal seperti itu kepadaku. Tapi aku tidak mau menyakiti mereka dengan tidak mau merespect curhatan mereka, yah akhirnya aku kasih saran sebisaku saja. Mau mereka menggunakan saranku atau tidak, itu urusan mereka. Yang terpenting aku sudah berusaha membantu mereka.  Emm, tau nggak, sebenarnya selain tertutup , aku anaknya juga sering main feeling dan suka melibatkan perasaan saat menghadapi apapun. Inilah yang menurutku kurang baik. Sedikit-sedikit tersinggung, yah.. pokoknya main perasaan deh. Kalau tersinggung sedikit langsung sakit hati. Aku sendiri sebenarnya benci sifat ini. Tapi mau gimana lagi udah sifat bawaan, susah ngerubahnya. Wkwkwk
Kebosanan, kesepian dan kejenuhanku ini masih terus berlanjut lho, hehe.. Sampai akhirnya aku ketemu sama seorang cowok, keren dan misterius. Entah siapa namanya, di mana rumahnya aku belum tahu. Sangat sedikit informasi yang ku ketahui tentang sosok cowok yang satu ini. Dan ini juga yang membuatku semakin penasaran akan dirinya.
Setiap hari cowok itu melintas di depan rumahku dengan sepedanya. Sehari tak hanya sekali namun berkali-kali. Inilah yang membuatku kenal akan sosoknya. Awalnya aku hanya sekedar ingin menjadi secret admirernya, tapi lama kelamaan perasaan itu berubah menjadi rasa suka. Tiap detik aku menunggunya, duduk di depan rumah sambil sesekali menoleh dan melirik ke sana kemari. Setiap dia lewat, betapa senangnya aku. Sampai-sampai aku hafal kapan saja dia akan melintas depan rumahku. Aku tidak hanya mencari tahu tentang dia, tapi juga keluarga dan orang-orang yang dekat dengannya. Dan sekarang aku sudah tahu wajah ayahnya. Beliau berkumis dan sering sekali aku melihatnya dengan pakaian yang rapi ..
Aku menyukainya, namun rasa ini sepertinya tidak akan berkembang. Bayangkan saja, sepertinya tak ada respon untukku. Padahal aku sudah berusaha untuk menunjukkan keberadaanku. Aku hanya ingin dia tau, kalau ada seseorang yang ingin berada di dekatnya. Itu saja. Tapi apa, setiap kali dia melintas di hadapanku, dia hanya melaju begitu saja, tanpa ekspresi apapun. Terkadang dia terlihat tersenyum,  entahlah senyum itu ia tujukan untuk siapa. Aku sendiri juga tak tahu,. Ini semua kadang terasa menyakitkan. Aku mengharapkannya, tapi sepertinya dia tak peduli akan keberadaanku. Aku mau dia mengerti, tapi kurasa ini sia-sia. Akhirnya kuputuskan untuk tidak peduli lagi dengannya, meskipun ini sulit. Tapi, aku akan berusaha hidup seperti biasa tanpa bayang-bayangnya. Ini semua sudah menjadi keputusanku. Aku tidak akan muncul lagi dalam penglihatannya. Cukup sampai di sini.
Sudah beberapa minggu ini aku tak pernah melihatnya, karena kesengajaanku sendiri yang berdiam diri di dalam rumah. Aku tak pernah mendengar kabarnya, tak melihat wajah manisnya. Sama sekali tak mendengar apapun tentang dia.
 Hari ini hari minggu, dan ini adalah hari ke tiga puluh, genap satu bulan aku bersembunyi darinya. Seperti biasa tak ada aktifitas apapun yang bisa kukerjakan, hanya nonton tv dan main-main internet saja. Aku mengingat ketika masih berharap padanya, saat-saat seperti ini akah kuhabiskan untuk menunggunya di depan rumah. Ahhh itu sudah masa lalu, pikirku dalam hati. Tiba-tiba lamunanku ini buyar,gara-gara teriakan kakek memanggil namaku dari seberang rumahnya. Aku benci sekali dengan teriakan seperti itu, aku juga sering tak menghiraukannya. Pura-pura saja tidak mendengarnya, sama seperti kali ini. Akhirnya kakek mendatangiku, karena aku yang tak kunjung keluar dari rumah. Ia menyuruhku ke rumahnya, katanya ada yang ingin menemuiku. Hah.. siapa? Kenapa nggak langsung aja ke rumahku, pikirku.
Dan di rumah kakek, aku melihat orang itu. Sepertinya aku mengenalinya. Dan benar saja, ia adalah ayah cowok itu. Aku mulai bingung, dan mencoba menebak-nebak apa alasan beliau datang menemuiku. Tapi aku tak menemukan jawaban apapun dari otakku. Akhirnya aku hanya berdiam diri dan membisu. Aku takuutt, entah takut pada apa. Semuanya terkesan aneh. Tiba-tiba saja orang itu bilang ke kakek kalau mau melamarku.  Bak tersambar halilintar, aku pun ingin mengelepar rasanya.  Aku benar-benar terkejut, aku tidak mengerti maksudnya. Tanpa sebab dan alasan yang jelas tiba-tiba begitu saja memintaku untuk menjadi mantunya. Wow sungguh aneh.
“lah apa-apaan ini? Apa coba maksudnya?” aku langsung nyolot mendengar itu, emang kala itu masih sangat labil.
“kamu nggak mau sama anak saya? Saya ke sini ya karena dia yang minta”. Jawab ayah si cowok.
“Anak bapak? Maaf sebelumnya, tapi kenal saja tidak? Kenapa tiba-tiba seperti ini?” kataku yang terus mempertanyakan.
“iya anak saya, dia sayang sama kamu, dan saya juga setuju. Sepertinya kamu anak yang baik”. Jawabnya.
“ta... tapii aku nggk kenal anak bapak, aku masih tidak mengerti”. Jawabku sedikit gagap.
“kalau sama-sama suka ya saya merestui saja, bukan begitu pak?” tanya bapak si cowok ke kakekku.
“iya, tentu begitu”. Jawab kakekku ngawur.
“apaan sih kek, orangnya aja nggk kenal. Aduhh, susah banget ngejelasinnya”. Jawabku semakin sewot.
“itu lo anaknya”. Kata ayah si cowok , sambil nunjuk seseorang yang baru saja datang.
Ternyata dia, dia si cowok misterius yang aku suka. Dia mendekat ke arah kami. Dengan kaos merah itu dia kelihatan lebih keren. Mungkin sebenarnya bukan karena kaosnya, tapi karena aku bisa memandang wajahnya sedekat ini. Dia menghampiriku dan melempar  senyum manisnya kepadaku. Aku sungguh terkejut, tak menyangka sama sekali akan seperti ini. Kali ini aku terpaku dengan beribu pertanyaan di benakku.  Tapi, dia semakin mendekat ke arahku, aku berusaha menjauh. Ku langkahkan kakiku ke belakang. Namun, ia tetap mengikutiku. Rasanya detik itu juga aku ingin kabur, tapi kaki ini sungguh berat, terlalu kuat berpijak ke tanah.
“kenapa menghindar ?” tanyanya.
“aku tidak menghindar, siapa kamu?maaf aku tidak kenal denganmu”. kataku kasar.
“tapi, aku sangat mengenalmu. Tak ada yang tidak ku ketahui tentang dirimu wike.” Jawabnya meyakinkan.
“ayo ngobrol saja.” celetuk kakek yang berjalan menjauhi kami bersama ayah si cowok menuju ke dalam rumah.
Sial, Kenapa kakek meninggalkan kami di sini, pikirku kesal. Aku hanya berkedip dan diam dalam seribu bahasa. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, aku tak banyak tahu tentangnya, tapi dia tahu semua tentang diriku. Dan dia tahu namaku. Aku sangat bingung kala itu. Sementara  dia masih berusaha mendekat ke arahku, dan tiba-tiba saja dia langsung memelukku. Erat sekali, dan itu hampir membuatku susah bernapas. Tapi aku masih tetap diam, entah kenapa begitu saja air mataku menetes ke pundaknya.
“hei, kenapa nangis?” tanyanya sambil melepas pelukannya.
“apa tujuanmu?” tanyaku asal.
“Apa maksudmu? aku menyukaimu”. Jawabnya.
“Sebulan bukan waktu yang sebentar untuk menghibur diri, buat ngelupain orang kayak lu.”
kataku kesal.
“udah berhasilkah ngelupain aku ?” tanyanya seolah-olah tak mengerti apapun.
“hampir, sebelum akhirnya kau muncul lagi seperti ini.” Jawabku dengan menahan tangis.
“maaf, aku tidak bermaksud membuatmu sakit. Aku benar-benar menyayangimu, dan inilah caraku. kamu sayang kan sama aku? ” tanyanya berulang kali.
“lebih dari yang kau tahu, dan tak ada seorangpun yang  cukup tahu tentang itu. Sebelumnya aku memang tak bisa ungkapkan rasa sejatiku pada siapapun. Dan berharap kau tahu itu suatu saat”. Jawabku menjelaskan.
“iya aku tahu, hanya aku yang tahu. Aku menyayangimu wike.” Jawabnya.
Dia tersenyum padaku, dan kali ini aku benar-benar tahu kalau senyum itu hanya untukku. Aku pun membalas senyumnya dengan berlinangan air mata. Dia mengusap air mataku dan merangkulku masuk ke dalam rumah.
Kini aku bersamanya, menjalin sebuah ikatan cinta. Semua menjadi berbeda ketika bersamanya, semua terasa lebih indah.
 Ternyata tidak ada yang tidak mungkin, apapun bisa terjadi di dunia ini. Tanpa tahu namanya pun aku sanggup mencintainya seperti ini. Aku mencintainya dan dia mencintaiku. Inilah impianku. Tak ada yang lebih indah dari ini. semuanya memang akan indah pada waktunya. Dan itu pasti.



**Mencintai dalam diam itu lebih nikmat rasanya daripada di ungkapin, karena kalau kita ungkapin perasaan kita ke orang yang kita suka, belum tentu dia akan mendekat, terkadang dia akan semakin menjauh ...

0 komentar:

Posting Komentar